Manusia dan Kebudayaan Manusia

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini.  Manusia sebagai makhluk Tuhan YME ciptaan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikanya secara turun temurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari dan juga dari kegiatan-kegiatan yang sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Manusia  memiliki kehidupan yang sangat rumit, mereka tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu mereka pasti memiliki hubungan dengan segala sesuatu di dalam ruang lingkup hidupnya, baik itu hubungan dengan sang pencipta, sesama manusia, lingkungan sekitarnya maupun dengan mahluk lain di alam ini. Semua aspek relasi hidup tersebut haruslah terpenuhi secara merata.
Tentunya manusia perlu beradaptasi dengan keadaan lingkungan hidup di sekitarnya karena itu merupakan tahap awal pembelajaran untuk dapat menjadi pribadi yang berkualitas. Dimulai dari pemahaman tentang norma dan nilai yang berlaku sampai kepada ilmu pengetahuan yang luas.
  • Hakekat manusia
Hakekat Manusia antara lain:
1.     Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.     Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3.     yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4.     Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5.     Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6.     Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
7.     Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8.     Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

  • Kepribadian Bangsa Timur
     Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur.
   Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
   Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
    Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah.
  • Kebudayaan
    Kita sering mendengar kata kebudayaan baik dalam pengertian yang sempit maupun dalam pengertian yang luas, baik dalam pengertian orang awam maupun pengertian keilmuan.
1.     Dalam pengertian sempit kebudayaan seringkali diartikan sebagai adat tradisi atau kebiasaan sehingga seringkali dicontohkan dengan upacara adat.
2.     Dalam pengertian luas kebudayaan dipahami sebagai cara manusia mengelola kehidupanya. Contohnya : adaptasi masyarakat terhadap lingkungan alam.
3.     Menurut Orang awam, dimana orang awam menyebutkan kesenian, rumah adat atau bangunan kuno sebagai kebudayaan.
4.     Menurut bahasa :
Bahasa Sansekerta Budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal.
Bahasa Latin : Colera yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani).

  • Unsur-unsur Kebudayaan
1.     Sistem religi dan upacara keagamaan
2.     Sistem organisasi kemasyarakatan
3.     Sistem pengetahuan
4.     Sistem mata pencarahian
5.     Bahasa
6.     Kesenian
7.     Sistem teknologi dan peralatan
8.     Kebudayaan mempunyai nilai (Cultural Value)
Kebudayaan ini bersifat relatif karena penafsiran antara budaya yang berbeda-beda, misalnya budaya timur berdasarkan kerohanian, perasaan, instuisi, pasif (diam) sedangkan budaya barat berdasarkan akal, materi, bebas, kreatif, aktif.
  • Wujud Kebudayaan
Menurut J.J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga ‘gejala kebudayaan’ : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :
1.     Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2.     Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.     Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

  • Orientasi Nilai Budaya
Menggunakan 5 masalah pokok kehidupan manusia dalam sisitem nilai budaya :
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia yaitu :
1.     Hakekat Hidup Manusia (MH)
2.     Hakekat Karya Manusia (MK)
3.     Hakekat Waktu Manusia (WM)
4.     Hakekat Alam manusia (MA)
5.     Hakekat Hubungan Manusia (MN)

  • Perubahan Kebudayaan
Penyebab terjadinya gerak/ perubahan kebudayaan, yaitu :
1.     Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2.     Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat. 
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam. Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan, pemerintahan dan sebagainya.Pada saat itulah unsure-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.


  • Hubungan manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.
Sumber :

Komentar

Postingan Populer